Ibarat sebuah pergelaran drama, kita adalah pemain – pemain yang memiliki takdir sejarah yang berbeda – beda. Improvisasi diperbolehkan asalkan tidak keluar dari skrip yang sudah di arahkan oleh sutradara ( Tuhan Yang Maha Esa ). Lalu bagaimana kita dapat bisa menjadi pemain yang andal jika tidak ada teladan sebelumnya.? Itulah sebabnya Tuhan menciptakan Sang Teladan Umat. Kita pun diberikan batas waktu pementasan di panggung kehidupan dengan rentang waktu dari mulai lahir hingga akhir hayat. Namun kita masih diberikan kesempatan untuk belajar menjadi pemain terbaik dengan ciri yang khas dari diri sendiri.
Di akhir pertunjukan sang sutradara yang adil akan memberikan ganjaran atas performa yang kita tunjukan saat sandiwara kehidupan berlangsung yang dibuktikan dengan pemutaran ulang video dan ditonton seluruh pemain dan lengkap penonton dari seluruh dunia. Ada pemain yang dimurkai karena terlalu fokus pada properti tanpa memperdulikan arahan sang sutradara sampai lupa dengan perannya.
Maka ganjaran baginya adalah menginap gratis di kamar neraka. Sebaliknya, ada pemain yang sangat sadar akan perannya, memberikan performa terbaik sesuai dengan arahan sutradaranya. Hubungan pendekatan dan komunikasi dengan sutradara pun setiap waktu dijaga agar sutradara semakin senang dan mencintainya. Sang sutradara pun bukan hanya memberikan kasih sayangNya, namun juga menyediakan bonus berupa penginapan abadi di kamar surga.
Cerita di atas hanyalah sebuah sketsa sederhana mengenai hidup dan kehidupan yang telah, sedang, dan akan kita lalui. Maka selama kita masih menjadi pemain dalam panggung kehidupan ini, maka jadilah pemain yang terbaik sesuai dengan arahan sang Sutradara ( Tuhan YME ). Sumber :https://ikabuh.wordpress.com/2011/08/01/hidup-bagaikan-panggung-pergelaran-drama/